Didunia masih banyak kita lihat orang yang gak mau membantu sesamanya
mereka lebih memilih diri sendiri daripada untuk orang lain, tapi gak
semuanya orang mau melakukan, ada juga orang yang memilih membantu
sesamanya walaupun mereka kehabisan, menurut mereka kita hidup ini untuk
membantu sesama, dan Berikut orang yang berhati mulia
dan masih banyak lagi orang yang berhati mulia, mungkin disekitar kita,
mereka selalu ada walau kita tidak tau dimana mereka,jadilah seperti
mereka yang selalu berbagi kepada sesama:
HADDA, S.Pd (KEPALA SEKOLAH)
FB : Hadda Marunati
KULASSE J, S.Pd (KEPALA SEKOLAH)
FB : Lato Mallomo Pallappaoe
ZAKARIA MAKKA (GURU)
FB : Zakaria Makka
MUHAMMAD HUSNI (KEPALA SEKOLAH)
FB : Muhammad Husni
DULU
ada salah seorang saleh yang bersih sekali hatinya sebersih senyuman di
wajahnya. Orang ini selalu ceria dan tak pernah terlihat gelisah.
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia. Salam, AIM. [*]
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.4Ru1oxqu.dpuf
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia. Salam, AIM. [*]
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.4Ru1oxqu.dpuf
DULU
ada salah seorang saleh yang bersih sekali hatinya sebersih senyuman di
wajahnya. Orang ini selalu ceria dan tak pernah terlihat gelisah.
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia. Salam, AIM. [*]
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.4Ru1oxqu.dpuf
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia. Salam, AIM. [*]
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.4Ru1oxqu.dpuf
DULU
ada salah seorang saleh yang bersih sekali hatinya sebersih senyuman di
wajahnya. Orang ini selalu ceria dan tak pernah terlihat gelisah.
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
DULU
ada salah seorang saleh yang bersih sekali hatinya sebersih senyuman di
wajahnya. Orang ini selalu ceria dan tak pernah terlihat gelisah.
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
DULU
ada salah seorang saleh yang bersih sekali hatinya sebersih senyuman di
wajahnya. Orang ini selalu ceria dan tak pernah terlihat gelisah.
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
Setiap orang bertanya kepadanya tentang rahasia senyumnya, dia hanya berkata: "Sudah saya pasrahkan hidup saya kepada Allah, tugas saya sekarang hanyalah membahagiakan hamba Allah sebisa saya setelah saya berupaya "membahagiakan Allah" dengan kemanjaan shalatku.
Sungguh orang saleh ini tak pernah terlihat gelisah. Sambil menjaga tokonya beliau sering membaca al-Qur'an. Terkadang sambil berbincang dengan cucunya yang senantiasa mendampinginya sepulang dari madrasah Qur'an.
Suatu ketika dia berkata kepada cucunya: "Berbincang dengan Allah dalam shalat sungguh selalu menentramkan, berbincang dengan manusia, kalau salah pilih orang, kadang kala menyakitkan. Berhati-hatilah nak dengan manusia."
Pengunjung toko beliau begitu ramai, karena biasanya disertai dengan doa keberhakan plus senyuman setiap menyerahkan barang dagangannya. Sungguh ini adalah cara promosi yang tak lazim. Namun beliau lakukan itu bukan karena motif, melainkan tulus. Apakah toko lain di sekitarnya ada yang iri dan memusihinya? Jawabnya adalah iya, karena menang kenikmatan selalu beserta para penghasudnya.
Karena itulah maka jika ada yang menghasut kita, santai saja karena bisa jadi kita sedang atau akan mendapatkan nikmat. Orang saleh di atas tak membalas hasutan orang. Beliau tetap baik.
Tak jarang beliau berkata kepada para pembelinya: "Beli di toko sebelah ya, kasihan dia baru buka jualan. Saya sudah buka mulai tadi dan alhamdulillah sudah banyak yang laku." Benar-benar manusia berhati malaikat, senang melihat orang lain bahagia.
- See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2272273/kisah-kakek-pedagang-berhati-malaikat#sthash.iVbrRx0G.dpuf
No comments:
Post a Comment